Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk. (BNLI) Josua Pardede melihat peluang bagi Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 50 basis poin (bps) pada akhir 2024. Ini sesuai dengan rencana penurunan BI Rate dari Bank Indonesia yang direncanakan akan dilakukan pada kuartal IV/2024, meskipun besaran pemangkasan belum diumumkan secara pasti. Saat ini, Bank Indonesia masih mempertahankan suku bunga acuan BI Rate pada level 6,25%. Dengan proyeksi ini, diperkirakan suku bunga Bank Indonesia akan turun menjadi 5,75% pada akhir tahun nanti.
“Kami melihat ada kemungkinan bahwa Bank Indonesia bisa memangkas suku bunga sekitar 50 basis poin,” kata Josua dalam konferensi pers, Kamis (8/8/2024). Menurutnya, ke depannya BI berpotensi untuk terus melakukan pemangkasan suku bunga sebesar 75 basis poin pada tahun 2025, dan masih ada peluang untuk penurunan pada tahun 2026 meskipun tidak sebesar tahun sebelumnya.
Faisal Rachman, Head of Macroeconomics & Financial Market Research Bank Permata, juga menyatakan pendapat yang senada dengan Josua. Menurutnya, BI memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga, namun perlu mempertimbangkan inflasi domestik, keseimbangan eksternal, dan kondisi global. Meskipun kondisi global masih belum stabil, inflasi domestik masih dalam target Bank Indonesia sebesar 2,5%±1% dan defisit neraca transaksi berjalan masih terkendali.
Dengan adanya sinyal dovish dari The Fed dan perbaikan situasi geopolitik di Timur Tengah, ketidakpastian cenderung tidak meningkat. “Saya melihat kemungkinan besar BI dapat melakukan pemotongan suku bunga satu hingga dua kali dalam tahun ini,” ujar Faisal. Gubernur BI Perry Warjiyo juga mengatakan bahwa penurunan suku bunga BI akan mengikuti perkembangan Fed Fund Rate (FFR) di Amerika Serikat.