Di sisi lain, AFLN Indonesia meningkat, berkat peningkatan investasi penduduk pada berbagai instrumen finansial luar negeri. Pada akhir kuartal II 2024, posisi AFLN tercatat sebesar US$ 491,5 miliar, naik 1,2% dari US$ 485,7 miliar pada akhir kuartal I 2024.
“Peningkatan ini terutama berasal dari penempatan pada hampir seluruh komponen AFLN, terutama instrumen utang. Selain itu, ada juga pengaruh dari kenaikan harga beberapa aset finansial luar negeri,” tambah Erwin.
Secara keseluruhan, BI melihat perkembangan PII Indonesia pada kuartal II 2024 masih solid dan mendukung ketahanan eksternal. Ini terlihat dari rasio PII terhadap PDB yang turun menjadi 18,1% dari 18,4% pada kuartal I 2024.
Struktur kewajiban PII Indonesia juga didominasi oleh instrumen berjangka panjang, dengan porsi 92,8%, terutama investasi langsung.
Erwin menambahkan bahwa BI akan terus memantau dinamika ekonomi global yang bisa memengaruhi prospek PII Indonesia dan akan memperkuat respons kebijakan bersama pemerintah dan otoritas terkait untuk memperkuat ketahanan sektor eksternal. “Kami juga akan terus memperhatikan potensi risiko terkait kewajiban neto PII terhadap perekonomian,” tutup Erwin.