Kita biasanya tahu bahwa ada 52 minggu dan satu hari tambahan dalam tahun biasa, dan dalam tahun kabisat, ada 52 minggu dan dua hari tambahan. Tapi tahukah kamu kenapa satu tahun diisi dengan 52 minggu? Ceritanya cukup rumit, lho!
Dulu, metode pencatatan waktu sudah ada sejak 11.000 tahun yang lalu. Orang-orang zaman dulu menggunakan pola matahari untuk melacak waktu. Agama juga memainkan peran penting dalam pencatatan waktu. Bangsa Mesir, Sumeria, dan bangsa lainnya perlu melafalkan doa-doa tertentu pada waktu-waktu tertentu dalam sehari dan malam.
Berbagai budaya telah menggunakan posisi matahari dan bulan untuk mencatat waktu. Ada kalender yang didasarkan hanya pada matahari atau bulan, dan ada juga yang mencoba menggabungkan keduanya. Matahari lebih baik digunakan untuk menghitung waktu karena orbit bulan tidak teratur akibat interaksi antara medan gravitasi Bumi dan matahari.
Kalender Gregorian adalah kalender yang paling umum digunakan di seluruh dunia saat ini. Kalender ini berasal dari kalender Julius Caesar yang ditetapkan pada tahun 46 SM. Kalender Julian, pendahulunya, menghitung panjang tahun menjadi 365,25 hari, sehingga menambahkan satu hari ekstra setiap empat tahun. Namun, satu tahun sebenarnya adalah 365,2422 hari, jadi Kalender Julian tidak cukup akurat.