Paus Gregorius XIII kemudian membuat perubahan dengan melewatkan tahun kabisat dalam tahun abad yang tidak habis dibagi 400. Dia juga menetapkan tanggal 4 Oktober 1582 akan langsung dilompati ke tanggal 15 Oktober untuk mengoreksi ketidakakuratan dalam kalender Julian. Beberapa negara cepat mengadopsi kalender baru, sementara yang lain tidak, seperti Inggris yang menolak karena alasan agama.
China, misalnya, baru mengadopsi kalender Gregorian pada tahun 1912 setelah lama menggunakan kalender lunar. Akibatnya, banyak dokumen setelah dekrit Paus Gregorius mencantumkan tanggal Gaya Lama dan Gaya Baru untuk menghindari kebingungan.
Kalender tersebut kemudian disempurnakan lagi agar lebih akurat daripada Gregorian. Pada tahun 1923, sistem tahun kabisat diubah lagi atas saran astronom Serbia Milutin Milanković. Meskipun akurasinya meningkat, kalender ini hanya diadopsi oleh cabang-cabang tertentu dari Gereja Ortodoks Timur.
Jadi, begitulah cerita di balik mengapa satu tahun diisi dengan 52 minggu. Semoga penjelasan ini bisa memberikan gambaran yang lebih jelas tentang sejarah kalender yang kita gunakan sehari-hari.