3. Kurangnya stimulasi:
Lingkungan yang kurang mendukung perkembangan bahasa, seperti minimnya interaksi verbal antara orang tua dan anak, juga dapat menyebabkan speech delay. Anak belajar berbicara dengan meniru suara dan bahasa yang mereka dengar di sekitarnya.
4. Gangguan spektrum autisme (ASD):
Anak dengan autisme sering mengalami kesulitan dalam komunikasi, baik secara verbal maupun nonverbal. Beberapa tanda yang sering muncul adalah echolalia (mengulang kata atau frasa tanpa memahami artinya), kesulitan dalam interaksi sosial, serta keterlambatan dalam berbicara dan memahami bahasa.
5. Gangguan neurologis atau keterbatasan kognitif:
Beberapa kondisi neurologis, seperti cerebral palsy dan cedera otak traumatis, dapat memengaruhi kemampuan anak dalam berbicara. Selain itu, speech delay juga bisa menjadi tanda adanya gangguan intelektual.
Dengan mengetahui faktor-faktor penyebab speech delay pada anak, orang tua dapat lebih cepat mengidentifikasi masalah tersebut dan segera mencari bantuan terapi yang tepat. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli terapi wicara atau dokter spesialis anak jika Anda memiliki kekhawatiran tentang perkembangan bicara anak Anda. Semakin cepat tindakan diambil, semakin baik peluang pemulihan dan perkembangan anak dalam hal berbicara.