Kebiasaan lain yang disesali oleh Cheng adalah mendengarkan musik dengan volume yang terlalu keras melalui earphone. Hal ini dapat merusak sel-sel rambut di koklea yang tidak bisa beregenerasi, menyebabkan gangguan pendengaran, tinitus (telinga berdenging), hingga gangguan suasana hati seperti depresi dan kecemasan. Riset juga menunjukkan adanya hubungan antara gangguan pendengaran dan penurunan fungsi kognitif, karena otak harus bekerja ekstra keras untuk memproses suara. Sekarang, Cheng membatasi volume hanya sampai 60% dan tidak lebih dari 60 menit per hari. Ia juga menekankan pentingnya segera menggunakan alat bantu dengar jika dibutuhkan, karena dapat menurunkan risiko demensia.
3. Memperhatikan Kualitas Tidur
Cheng sering begadang untuk menonton TV atau bermain gim tanpa menyadari betapa pentingnya tidur bagi perkembangan otak. Tidur memiliki peran penting dalam konsolidasi memori, pemrosesan emosi, dan pembersihan limbah dari otak. Sebagai seorang dokter, Cheng kadang tidak bisa tidur cukup karena tuntutan pekerjaan. Namun, ia kini memperjuangkan perubahan di dunia medis agar para tenaga kesehatan bisa mendapatkan waktu tidur yang layak. Meskipun kerusakan struktural otak akibat kurang tidur bisa permanen, dampak perilaku dan kognitif masih bisa dipulihkan dengan memperbaiki pola tidur.
Dengan menghindari ketiga kebiasaan tersebut, kita dapat menjaga kesehatan otak kita dalam jangka panjang. Semoga informasi ini bermanfaat bagi kita semua agar dapat hidup lebih sehat dan berkualitas.