Penting untuk diingat bahwa keintiman dalam hubungan tidak selalu harus melibatkan penetrasi seksual. Bagi sebagian orang, kebersamaan non-seksual seperti berpelukan dan berciuman sudah cukup memenuhi kebutuhan emosional dan fisik mereka. Dr. Natasha Bhuyan, seorang dokter keluarga, mengatakan bahwa kepuasan pribadi dapat berfluktuasi tergantung pada suasana hati, kesehatan, dan tahap kehidupan seseorang.
Tidak ada standar yang mengikat tentang hasrat seksual antara pria dan wanita. Setiap individu memiliki preferensi dan keinginan yang berbeda-beda, dan hal ini tidak selalu berkaitan dengan stereotip gender. Meskipun kadar testosteron yang tinggi sering dikaitkan dengan peningkatan libido pada pria, bukan berarti semua pria selalu ingin bercinta. Ada banyak faktor lain yang dapat memengaruhi hasrat seksual seseorang, seperti kondisi mental, fisik, atau bahkan kebosanan dalam hubungan.
Jadi, penting untuk berkomunikasi secara terbuka dengan pasangan mengenai kebutuhan dan harapan masing-masing dalam hubungan. Tidak ada aturan yang kaku mengenai seberapa sering pasangan harus berhubungan seks, yang terpenting adalah kedua belah pihak merasa nyaman dan puas dengan frekuensi yang mereka pilih. Jadi, jangan terlalu khawatir dengan standar yang ada di TV atau media sosial, yang terpenting adalah keharmonisan dan kepuasan dalam hubungan.