Terkait lokasi pembangkit nuklir, Hashim menyebut bahwa bagian barat Indonesia cocok untuk pembangkit nuklir tunggal dengan kapasitas 1 GW per unit, sementara reaktor modular kecil terapung yang mampu menghasilkan hingga 700 Mega Watt lebih cocok untuk kawasan timur. Meskipun topik ini sensitif karena Indonesia berada di wilayah Cincin Api Pasifik, yang rawan gempa dan gunung berapi, pemerintah tetap mempertimbangkan dengan cermat.
Namun, ada tantangan baru yang muncul terkait transisi energi, termasuk risiko keuangan dan hukum dari penutupan pembangkit listrik yang sudah ada. Penarikan Amerika Serikat dari Kemitraan Transisi Energi yang Adil (JETP) juga menjadi faktor yang harus diperhitungkan.
Dengan berbagai rencana dan upaya yang dilakukan, diharapkan Indonesia dapat menuju ke arah yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan dalam pengembangan energi di masa depan. Semua pihak perlu bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama demi keberlanjutan planet ini.
