Ekonomi Jakarta tumbuh 4,95 persen (year-on-year) pada kuartal I tahun 2025, melebihi pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,87 persen. Arlyana Abubakar, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jakarta, menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Jakarta didorong oleh konsumsi rumah tangga.
Menurut Arlyana, struktur pengeluaran ekonomi Jakarta masih sangat bergantung pada konsumsi rumah tangga yang mencapai 61,53 persen. Hal ini menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Jakarta di tengah tantangan global. Tingginya angka konsumsi masyarakat Jakarta didorong oleh momentum Ramadhan dan Idul Fitri 2025, serta insentif pemerintah seperti bantuan pangan dan stimulus fiskal.
Meskipun terdapat tekanan dari konflik dagang Amerika-Tiongkok dan perlambatan pertumbuhan dunia secara global, Jakarta masih berhasil mencatat kinerja positif berkat dukungan faktor domestik. Sektor jasa tetap menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi Jakarta, terutama bidang informasi dan komunikasi, perdagangan, jasa keuangan, jasa perusahaan, dan akomodasi makanan minuman.
Struktur ekonomi Jakarta yang berbeda dengan wilayah lain di Indonesia, yang masih bergantung pada sektor primer seperti pertanian, menunjukkan karakteristik sebagai kota urban. Diperlukan pendekatan kebijakan yang sesuai agar Jakarta terus dapat bersaing sebagai kota global.