CEO Renault, Luca de Meo, bilang kalau produksi versi setir kanan bergantung pada langkah Nissan dalam proyek ini. Jadi, kalo semuanya jalan lancar, mobil listrik murah ini bisa aja masuk pasar Asia juga. Selain itu, rencana ini juga bisa meningkatkan skala ekonomi produksi, lho.
Ini juga bagian dari restrukturisasi aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi, dimana Renault fokus pada pengembangan platform AmpR Small/CMF-BEV, sedangkan Nissan fokus pada AmpR Medium/CMF-EV untuk model yang lebih besar. Nissan juga gak wajib lagi berinvestasi di Ampere, unit bisnis kendaraan listrik Renault. Renault juga ambil alih 51% saham Nissan di perusahaan patungan mereka di India, supaya Nissan bisa fokus pada efisiensi biaya.
Dengan tren kendaraan listrik yang semakin berkembang, mobil listrik murah Nissan ini bisa jadi pilihan menarik buat konsumen yang mau beralih ke mobil listrik dengan harga terjangkau. Wah, seru banget nih liat perkembangan mobil listrik, semoga kita bisa cepet-cepet punya mobil listrik murah di Indonesia juga ya!
