Profesor ilmu kehutanan Universitas Kyoto, Koji Murata, menjelaskan bahwa kayu dipilih sebagai material karena pesawat terbang awal abad ke-20 juga terbuat dari kayu. Satelit kayu diharapkan dapat memberikan keunggulan yang sama dengan pesawat terbang tersebut. Selain itu, kayu juga lebih tahan lama di luar angkasa karena tidak ada air atau oksigen yang dapat menyebabkan pembusukan. Kayu juga dapat memberikan perlindungan yang baik dari radiasi dan mengurangi jumlah sampah luar angkasa.
Saat ini, Bumi telah dikelilingi lebih dari 3.000 satelit dan berbagai jenis puing-puing luar angkasa. Dibandingkan dengan logam, kayu memiliki keunggulan karena akan terbakar habis saat memasuki kembali atmosfer Bumi. Meskipun masih dalam tahap eksperimen, terobosan ini sangat menarik dan patut ditunggu hasil uji coba selanjutnya. Semoga eksperimen ini sukses dan membawa manfaat bagi eksplorasi luar angkasa di masa depan!
